Kamis, 28 April 2011

Tugas UTS

Tugas UTS 1A

Studi Kesenjangan Pengetahuan dan Perilaku Remaja yang Berkaitan Dengan Kesehatan Reproduksi

TUJUAN
Ø  Mengevaluasi dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan, sikap dan perilaku
remaja dalam hal kesehatan reproduksi
Ø  Mengevaluasi tingkat pengetahuan remaja menurut perbedaan tingkat pengetahuan,
karakteristik, dan mengidentifikasi penyempurnaan program/kegiatan kesehatan
reproduksi remaja.

METODOLOGI
Lokasi Penelitian dilakukan di 3 (tiga) propinsi yaitu : Jawa Barat, Nusa Tenggara Barat, dan Jambi,masing-masing propinsi diambil secara sengaja 1 (satu) kabupaten dan 1 (satu) kota, kecamatan dan desa/kelurahan yang diambil secara purposive sample dengan criteria wilayah yang propursi remaja berumur 15-21 tahun yang meliputi 6 kabupaten/kota, 6 kecamatan, dan 6 desa/kelurahan.
Sample utama penelitian adalah remaja yang berumur 14-21 tahun berstatus single (belum kawin). Sample pendukung adalah informan yang snowballing yaitu secara langsung ikut terlibat dalam program kegiatan kesehatan reproduksi remaja dengan skematis informan mengumpulkan data bahwa :
Ø  propursi remaja umur 14-21 relatif lebih banyak
Ø  informasi data bersumber dari BKKBN atau dari Kantor Statistik setempat
Ø   data kuantitatif dilakukan dengan wawancara kepada responden utama remaja
Ø   data kualitatif dilakukan kepada pendukung informan pengumpulan data secara indepth interview atau wawancara mendalam interview guide
Ø   wawancara dilakukan secara sederhana yang memenuhi syarat analisisa, akan dilakukan analisis hubungan/relationship secara diskriptif dengan proses synthesa dari hasil kegiatan narasi dari transkrip.
HASIL
Dengan teridentifikasi kesenjangan pengetahuan dan perilaku remaja dalam kesehatan reproduksinya diharapkan dapat dirumuskan upaya strategis untuk menyusun program/kegiatan remaja yang mendukung misi program KB Nasional untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas sejak pra-nikah.
Analisa data kuantitatif
Wawancara kepada responden utama remaja yang diwawancara sebanyak 180 responden. Untuk memudakan pembahasan dibagi menjadi tiga kelompok umur, pertama : 12-14 tahun, remaja berada pada tingkat SLTP, kedua : 15-17 tahun, remaja berada tingkat SLTA, ketiga : 18-22 tahun, remaja telah tamat SLTA dan mereka yang sudah kuliah.
Analisa data kualitatif
Wawancara mendalam dilakukan kepada informan pendukung dan dilakukan pengumpulan data secara idepth interview atau wawancara mendalam interview guide.
Dalam hal ini diberikan aktivitas kepada remaja dengan pengetahuan melalui penyuluhan dan konsultasi serta perlu diransang dengan kegiatan-kegiatan positif serta gotong royong yang sifatnya masih kuat diantara para remaja.
REKOMENDASI
1.Karakterisrik remaja, disimpulkan kondisinya sebagai berikut :
Ø  Kurang mendapat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja adalah remaja pada kelompok umur 12-14 tahun, remaja laki-laki remaja luar sekolah dan remaja yang tinggal di desa/kabupaten
Ø  Remaja yang sifatnya dinamis, kreatif dan senantiasa ingin tahu dimana memberikan aktivitas yang perlu diransang dengan kegiatan-keiatan positif
Ø   Bersifat gotong-royong sangat kuat diantara para remaja dan pengaruh hukum-hukum agama dan adat, maka kondisi yang sudah baik tetap dijaga konsistensinya untuk menpis terpaan masa depan.
Ø  Budaya kawin muda merupakan adat yang berlaku bagi masyarakat di Propinsi NTB, sedangkan di Propinsi Jambi, kondisi remaj sendiri terbatas pengetahuan kesehatan reproduksi. Dengan demikian perlu pendekatan kepada pihak yang berkompeten dalam pembinaan remaja melalui pembekalan.
            2.Substansi atau materi pengetahuan kesehatan reproduksi remaja (KRR) belum banyak diketahui
3.Ketertutupan pihak tokoh agama, masyarakat, orang tua, dan kurangnya kerjasama dengan pihak Tripika yang berperan dalam membina perilaku remaja berdampak merugikan bagi kesehatan remaja dimasa yang akan datang.
4.Kurangnyaperhatian pengelola program untuk menumbuh kembangkan kelembagaan Pusat Informasi dan Konsultasi (PIK)-KRR, terutama keterbatasan kemampuan pemerintah dalam memberikan dukungan dana yang berkaitan dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang membidangi kegiatan remaja.
5.Dalam kegiatan KRR pihak Puskesmas sangat terbatas dalam hal materi dan kesempatan/frekuensi kegiatan penyuluhan. Namun ada kendala yang dihadapi BKKBN antara lain : Petugas lapangan KB belum mendalami permasalahan KRR dan belum mendapat pelatihan konseling KRR.
6.Kurangnya tenaga ahli (medis/paramedis,Psikolog), sarana penunjangKIEà(alat, peraga, leafflet, brosur) meruapakan hambatan operasionaldan pelayanan/konseling KRR.
7.Kondisi, sikap, perilaku KRR bervariasi antara daerah yang tidak dapat diberikan perlakuan antau rekomendasi, karena itu diberikan upaya perbaikan program KRR dan perlu dilakukan identifikasi kebutuhan (need assessment) di masing-masing daerah.
kegiatan remaja adalah tidak rutin (bukanà8.Dari Dinkes (Puskesmas)prioritas), yang merupakan sub-kegiatan usaha sekolah. Bagi pihak yang berkompete (termasuk BKKBN) menghendaki menangani permasalahan secara serius agar diupayakan perencanaan program KRR secara tuntas dalam artian diusulkan pendanaannya.



Tugas UTS 1B.

Kesehatan Reproduksi Remaja
Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Istilah ini menunjuk masa dari awal pubertas sampai tercapainya kematangan; biasanya mulai dari usia 14 pada pria dan usia 12 pada wanita. Transisi ke masa dewasa bervariasi dari satu budaya kebudayaan lain, namun secara umum didefinisikan sebagai waktu dimana individu mulai bertindak terlepas dari orang tua mereka.


Perkembangan fisik.Perubahan dramatis dalam bentuk dan ciri-ciri fisik berhubungan erat dengan mulainya pubertas. Aktivitas kelenjar pituitari pada saat ini berakibat dalam sekresi hormon yang meningkat, dengan efek fisiologis yang tersebar luas. Hormon pertumbuhan memproduksi dorongan pertumbuhan yang cepat, yang membawa tubuh mendekati tinggi dan berat dewasanya dalam sekitar dua tahun. Dorongan pertumbuhan terjadi lebih awal pada pria daripada wanita, juga menandakan bahwa wanita lebih dahulu matang secara seksual daripada pria. Pencapaian kematangan seksual pada gadis remaja ditandai oleh kehadiran menstruasi dan pada pria ditandai oleh produksi semen. 

Hormon-hormon utama yang mengatur perubahan ini adalah androgen pada pria dan estrogen pada wanita, zat-zat yang juga dihubungkan dengan penampilan ciri-ciri seksual sekunder: rambut wajah, tubuh, dan kelamin dan suara yang mendalam pada pria; rambut tubuh dan kelamin, pembesaran payudara, dan pinggul lebih lebar pada wanita. Perubahan fisik dapat berhubungan dengan penyesuaian psikologis; beberapa studi menganjurkan bahwa individu yang menjadi dewasa di usia dini lebih baik dalam menyesuaikan diri daripada rekan-rekan mereka yang menjadi dewasa lebih lambat.

Perkembangan intelektual Tidak ada perubahan dramatis dalam fungsi intelektual selama masa remaja. Kemampuan untuk mengerti masalah-masalah kompleks berkembang secara bertahap. Psikolog Perancis Jean Piaget menentukan bahwa masa remaja adalah awal tahap pikiran formal operasional, yang mungkin dapat dicirikan sebagai pemikiran yang melibatkan logika pengurangan/deduksi. Piaget beranggapan bahwa tahap ini terjadi di antara semua orang tanpa memandang pendidikan dan pengalaman terkait mereka. Namun bukti riset tidak mendukung hipotesis ini; bukti itu menunjukkan bahwa kemampuan remaja untuk menyelesaikan masalah kompleks adalah fungsi dari proses belajar dan pendidikan yang terkumpul.

Perkembangan seksual Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung-jawab atas munculnya dorongan seks. Pemuasan dorongan seks masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksualitas. Namun sejak tahun 1960-an, aktivitas seksual telah meningkat di antara remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50 persen remaja di bawah usia 15 dan 75 persen di bawah usia 19 melaporkan telah melakukan hubungan seks. Terlepas dari keterlibatan mereka dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala Penyakit Menular Seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak sah dan timbulnya penyakit kelamin kian meningkat.

Perkembangan emosional Psikolog Amerika G. Stanley Hall mengatakan bahwa masa remaja adalah masa stres emosional, yang timbul dari perubahan fisik yang cepat dan luas yang terjadi sewaktu pubertas. Psikolog Amerika kelahiran Jerman Erik Erikson memandang perkembangan sebagai proses psikososial yang terjadi seumur hidup.

Tugas psikososial remaja adalah untuk tumbuh dari orang yang tergantung menjadi orang yang tidak tergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut berhubungan dengan lainnya dalam gaya dewasa. Kehadiran problem emosional bervariasi antara setiap remaja.



Tugas UTS 1C.


Pria, Waspadai Kesehatan Reproduksi Anda 
Bawang putih, purwaceng, pasak bumi, dan Ginkgo biloba berkhasiat mengatasi disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi (DE), impotensi, dan kanker prostat. Istilah-istilah itu akrab dengan urusan kesehatan reproduksi pria. Jika tidak mewaspadai penyebabnya, kaum Adam bakal repot menghadapinya. Selain faktor psikis, penyebab masalah tersebut juga berkaitan dengan berbagai penyakit. Di antaranya diabetes mellitus (DM), gangguan ginjal atau gagal ginjal, jantung, dan infeksi menular seksual (IMS). Pada jaringan reproduksi pria organ yang paling sering bermasalah adalah pada kelenjar prostat. Prostat adalah salah satu kelenjar saluran reproduksi pria yang terletak di antara kantong kemih dan saluran kemih keluar (uretra) dan mengelilingi saluran uretra. Fungsi prostat adalah memproduksi cairan yang ikut bercampur pada air mani. Gangguan prostat bahkan bisa menyebabkan kematian bagi penderitanya.
Penyakit-penyakit pada prostat antara lain radang prostat (prostatitis), pembesaran prostat jinak (BPH), dan kanker prostat. Radang prostat bisa menimpa pria dewasa muda (30-45 tahun). Gejalanya berupa rasa tak enak pada perut bagian bawah atau selangkangan. Penyebabnya kuman, makanan, hingga ke unsur psikologis (pikiran). Radang ini bisa menahun. Menurut Prof DR Dr Doddy M Soebadi SpB SpU-K dari Bagian Urologi RSU Dr Soetomo Surabaya, mulai usia 35 tahun prostat secara perlahan-lahan akan bertambah besar (BPH). Ketika usai pria semakin tua prostat dapat berubah menjadi keganasan, seperti karsinoma prostat (ca-prostat). ”Semua keluhan yang berasal dari prostat biasanya disebut sebagai keluhan saluran kemih bagian bawah, yang dahulu dikenal sebagai prostatisme. BPH terjadi seperti halnya rambut menjadi putih,” jelas Doddy.
Disfungsi ereksi
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seperti yang dikemukakan oleh 1st International Consultation on ED pada 1999 di Paris, yamh dimaksud disfungsi ereksi (DE) adalah ketidakmampuan seorang pria, baik secara konsisten atau berulang, untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk bisa melakukan hubungan intim yang memuaskan. Kira-kira 52 persen pria berusia 40-70 tahun menderita DE, mulai dari ringan hingga berat. Begitu laporan Massachusets Male Aging Study (MMAS).
Sementara menurut Dr Hady Syarif dari Bayer HealthCare, kasus DE sebenarnya sangat banyak terjadi. Kembali terungkap dari data MMAS, 152 juta pria di dunia diperkirakan menderita gangguan keperkasaannya (impotensi). Angka itu diperkirakan akan membengkak pada 2025 menjadi 322 juta penderita impotensi. Sebanyak 100 juta di antaranya pria di Asia. Meskipun penderita DE banyak sekali, para ahli kesehatan memperkirakan hanya 15-20 persen pria penderita DE tersebut yang bersedia berobat. Dengan meningkatnya jumlah penderita diabetes tiap tahun, terutama di negara berkembang, jumlah penderita DE pun akan bertambah. Karena itu, pola hidup sehat sangat dianjurkan sebagai usaha pencegahan DE.
Pengobatan
Banyak obat-obatan yang diyakini masyarakat dapat mengatasi DE. Mulai dari yang dijual bebas maupun melalui pasar gelap. Ramu-ramuan tradisional merupakan salah satu yang diyakini oleh masyarakat dapat dipakai sebagai obatnya. Tentu saja ramuan dan cara tradisional juga memerlukan pengujian klinis agar aman digunakan. Namun, secara medis dunia kedokteran hanya mengenal empat lini pengobatan DE.
Yakni, dengan terapi oral, terapi intra-uretral, terapi injeksi intra-kavernosa, dan pemasangan protesa penis. Semua terapi itu harus mendapatkan pengawasan khusus dari dokter. Beberapa tahun terakhir ini di negara-negara barat ada obat yang populer digunakan. Obat oral berbahan aktif bahan kimia sintetis sildenafil sitrat ini banyak dipakai untuk mengatasi gangguan DE di seluruh dunia. Daya kerjanya langsung ke syaraf-syaraf di sekitar organ genital pria. Karena itu, beberapa saat setelah mengkonsumsi obat yang berfungsi sebagai erektogenik ini, penderita DE akan langsung merasakan hasilnya. Sayang, ada beberapa efek samping yang dilaporkan. Antara lain, sakit kepala, kulit kemerahan, gangguan penglihatan, hidung buntu, dan sakit otot.
Afrodisiaka
Sementara itu, masyarakat telah lama menggunakan beberapa tanaman untuk meningkatkan fungsi seksual. Tanaman itu memiliki efikasi (keampuhan) sebagai obat pada fitofarmaka. Kini efikasi beberapa tanaman itu telah diteliti oleh beberapa dokter di Indonesia. Mereka adalah Prof Dr dr Wimpie Pangkahila Sp And FAACS pakar andrologi dari Universitas Udayana Denpasar dan Prof Dr dr Arif dimoelja Sp And MSc, pakar andrologi dari FKU Universitas Hangtuah/RS pendidikan Angkatan Laut Surabaya. Menurut Prof Wimpie, cara kerja tanaman obat pada perbaikan fungsi ereksi berbeda dari obat kimia.
Tanaman obat bekerja memperbaiki imunitas tubuh, dan membangkitkan rangsang pada sistem syaraf pusat yang juga memperbaiki sirkulasi darah, lalu akan membangkitkan kesegaran tubuh dan mendorong gairah seksual, serta akhirnya fungsi ereksi membaik. Prof Arif menemukan beberapa tanaman obat yang memiliki fungsi afrodisiaka atau pembangkit gairah erotis (obat erogenik atau sex arousal agent. Di antaranya bawang putih digolongkan sebagai afrodisiaka karena sifatnya yang menurunkan kadar kolesterol dalam darah sehingga secara tidak langsung dapat melenturkan pembuluh darah dan memperbaiki kelenturan pembuluh darah. Dengan begitu akan terjadi perbaikan lenturan pembuluh darah fungsi vaskuler, baik di otak, jantung, dan dalam organ genital pria. Salah satu tanaman yang memiliki khasiat mengatasi DE, ungkap Prof Arif, adalah Pimpinella pruacen, tanaman obat yang banyak tumbuh di pegunungan Dieng Jateng. Masyarakat Jawa lazim menyebutnya purwaceng. Senyawa aktif yang terkandung dalam tanaman ini memberikan efek memberi rasa hangat pada tubuh serta meningkatkan emosi.
Berikutnya adalah tanaman pasak bumi (Eurycoma longifolia). Tanaman ini banyak ditemukan di Kalimantan, Sumatera, dan Malaysia. Pasak bumi juga bersifat afrodisiaka karena bahan aktif eurycomanol yang dikandungnya. Ada pula Ginkgo biloba, tanaman yang banyak dijumpai di Amerika dan mengandung bahan aktif 9-6ginkgobiloba flavanoid glycoside. Tumbuhan ini bermanfaat memperbaiki peredaran darah perifer maupun peredaran darah otak yang akan menciptakan rangsang erotik lebih bai. Ini akan membangkitkan libido melalui susunan syaraf pusat dan otonom sehingga memroduksi penghantar syaraf (neurotransmitter) nitrit oksida (NO). NO merupakan syarat utama untuk terjadinya relaksasi otot polos dalam korpus kavernosum yang diperlukan untuk membangkitkan ereksi.
Agar Tidak Disfungsi Ereksi
Penderita diabetes mellitus (DM) berisiko 2-5 kali lebih rentan menderita disfungsi ereksi (DE) atau impotensi dibandingkan pria yang sehat. Pria penderita penyakit ini cenderung mengalami DE 10-15 tahun lebih cepat dibandingkan mereka yang tidak menderita diabetes. Sebanyak 95 persen pria penderita diabetes akan mengalami impotensi pada usia 70 tahun. Menurut Prof Dr dr Slamet Suyono SpPD-KEMD, dari sub bagian Endokrinologi RSCM Jakarta, banyak orang, terutama pria, tidak menyadari terkena penyakit DM. Disfungsi ereksi bisa menjadi gejala awal dari diabetes. Dan, ternyata sekitar 30 persen pria penderita DE juga mengidap penyakit diabetes.
Di Indonesia jumlah penderita DM terus meningkat dari tahun ke tahun hingga diperkirakan mencapai tujuh juta pasien pada tahun 2020 atau 1,5 persen sampai dua persen dari masyarakat. DM perlu diwaspadai karena bisa menyerang kepada semua golongan usia, semua tingkat sosial ekonomi, dan lelaki maupun perempuan, dan bukan hanya faktor genetik. Namun, masyarakat di kota besar kemungkinan terkena DM lebih besar daripada di pedesaan. Ini akibat gaya hidup modern seperti kurang gerak atau berolahraga, banyak mengonsumsi makanan berkolestrol dan berkadar lemak tinggi. Akibatnya, tubuh jadi mudah gemuk dan rentan menderita diabetes. Dalam kondisi yang kronis (berlangsung lama), keadaan DM menimbulkan berbagai komplikasi. Yang sering terjadi adalah komplikasi pada pembuluh darah. Komplikasi ini disebut angiopati diabetik, yang menimbulkan penyempitan lumen (rongga) pembuluh darah.
Angiopati pembuluh darah yang berakibat penyempitan rongga pembuluh darah akan menyebabkan terganggunya nutrisi oleh pembuluh darah yang bersangkutan. Pengurangan nutrisi pada saraf akan menyebabkan gangguan saraf yang disebut neuropati. Pada penderita DM yang sudah mengalami komplikasi neuropati, tingkat perangsangannya tidak cukup signifikan untuk menghasilkan perubahan. Akibatnya, pengisian pembuluh darah pada jaringan penis yang erektil tidak mencukupi untuk menghasilkan ketegangan (ereksi) penis yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual. Disamping itu, penderita diabetes juga mengalami gangguan pembuluh darah atau angiopati yang akan mengganggu aliran darah ke penis. Itulah, mengapa penyakit diabetes menyebabkan disfungsi ereksi.

Senin, 11 April 2011

Inikah biges??????

Bismillahi Rahmani Rahim.
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabara Katu.
Sebelumnya saya mohon maaf jika penulisannya kurang efektif, maklum karena  sayakan bukan penulis hehehe…..
            Awal mula aku masuk STIKes Biges, perasaan ku takut, malu, ragu, dekdekan, semuanya sudah bercampur aduk jadi satu, rujak donk!!!!!!!!!
Waktu pengambilan formulir sich bukan aku yang datang sendiri, alasannya karena masih sibuk skolah, jadi yang datang untuk mengambil formulir itu my Father, dan pada saat pengembalian formulir, aku pergi sama ayah lagi, pokoknya Ayah ku is the best lach….
Pada tgl. 15-juni-2010 tepatnya pada hari selasa, saya mengikuti tes tulis untuk masuk ke STIKes Biges, awalnya aku dekdekan BGT dech, karena aku datang seorang diri tanpa teman satupun, pada saat itu aku seperti orang begok, gak punya teman, n gak tau mau ngapain, jadi pas selesai tes aku langsung pulang dech.
Keesokan harinya kami ada tes kesehatan dan wawancara, tadinya sich aku mau datang bareng ayah ku, tapi tiba-tiba kami dapat kabar dari keluarga bahwa kakek ku yang ada di kampung meninggal dunia, akhirnya aku brangkat bareng ibu ku, pada saat tes wawancara aku dan ibu ku diberi pejelasan tentang tata tertib yang berlaku di STIKes Biges ini, dan juga tugas dan tanggung jawab selama kita menjadi mahasiswa di STIKes Biges.
Setelah tes wawancara selesai saya menuju ke ruangan berikutnya untuk tes selanjutnya, yaitu tes kesehatan. Setelah itu saya dan ibu saya langsung pulang dan tinggal menunggu hasil tes (Pengumuman ).
Pada waktu pengumuman, saya sangat takut dan dekdekan karena takut tidak lulus, tapi saya harus tetap optimis bahwa saya bias diterima di STIKes Biges, pada saat saya melihat nama-nama peserta yang lulus, saya makin dekdekan dan akhirnya saya melihat no. tes saya dan akhirnya saya  lulussssssssssss.
Setelah pengumuman itu, kami tidak langsung masuk kuliah, karena masih ada pendaftaran gelombang ke-2, dan sebelum tes gelombang ke-2, pihak kampus mengadakan acara wisuda dan saya dan beberapa teman yang lain, dipilih untuk bergabung dalam acara yang sangat berkesan dan membanggakan, karena para senior yang telah berjuang selama kurang lebih empat tahun, akhirnya merekapun jadi sarjanawan ( S1 keperawatan dan DIII Kebidanan), saat itulah aku mendapat teman baru, yaitu: Thari, Naim, dan Neni.
Pada saat pendaftar gelombang ke-2  selesai, kami pun datang ke kampus untuk mengikuti matrikulasi, sebelum pembagian kelas dan pada saat itulah saya mulai berkenalan sama teman-teman lainnya, dan setelah pembagian kelas sayapun mulai berkenalan dengan teman-teman yang lain, diantaranya Wardah n Mhega, dan paling membahagiakan lagi ternyata Naim dan Thari sekelas sama aku, dan pada saat itulah kami berlima bersahabat sampai sekarang, kami slalu duduk berdekatan, ngumpul bareng, bercanda bareng, dan kemana-mana pun kami slalu sama-sama.
 Di STIKes Biges asyik baget loch, semuanya sangat menyenangkan, karena banyak teman yang pada kocak, dan dosen-dosennya pun baik-baik, tapi yang gak nyenengin pelajarannya full, gak ada liburnya, kadang-kadang ada dosen yang mau masuk pada hari minggu, jadi gak ada waktu dech untuk liburan, kegiatan ku hanya disibukkan dengan kerja tugas, tugas, tugas, dan tugas, setiap mata kuliah pasti ada tugasnya, tapi itu wajarlah karena sebagai mahasiswa kita harus menjalankan tugas dan tanggung jawab kami sebagai mahasiswa di STIKes Biges.
Semenjak semester dua ini, tugas makin menumpuk, kita udah jarang banget kumpul bareng kluarga, karena kita kuliahnya dari pagi sampai sore, mana tugas menumpuk, jadi mau gak mau harus dijalani dengan penuh keikhlasan.
Tidak lama lagi kami kami akan menghadapi Ujian Tengah Semester ( UTS ), oh my god tambah pusing dech, tapi itu prosedur yang harus di ikuti oleh setiap mahasiswa STIKes Biges.
N buat teman-teman ku semua.



GOOD LUCK YACH!!!!!!!!!!!!!!!

Sekian dan terima kasih


                                                                                    BY. Hidayanti Purnama Sari